Let's Read and Spread More Loves

(Photo by Author)


 

"Adakah Orang Sepertiku?"

같은 사람 있을까

Oleh Lucia Song

Penerbit Shira Media

Cetakan ke-1, Tahun 2020

248 hlm; 13 x 19 cm

ISBN 978-602-7760-34-9

Rp89.000,-

 

 

 

“Hanya saja, aku lelah pada pekerjaan dan hubungan dengan orang lain, juga pada cinta.”

 

Aku memang tidak lebih bahagia daripada orang lain, tetapi tidak seburuk itu.

Aku tidak merasa tertekan juga tidak merasa gembira.

Aku menyukai seseorang,

tetapi terkadang tidak menyukainya.

Begitulah, setengah introver, setengah ekstrover.

 

Seseorang yang sepertiku.

(Blurb)

 

 

 

Menurutmu, adakah orang seperti dirimu?

Memangnya dirimu itu seperti apa? Hihi

 

Hai, akhirnya aku mereview buku lagi setelah sekian purnama. 

Menarik ya judul bukunya? Aku langsung berminat memilikinya begitu pengumuman pre-order dibuka. Kalau kamu? Bagaimana caramu menentukan buku apa yang mau dibeli? Untuk sekarang, esai Korea masih menjadi koleksi favoritku.

 

Aku mau menceritakan sedikit isi buku ini (dan mungkin sedikit curhat). Kalau dilihat dari judul dan ilustrasi cover, yang kubayangkan akan isinya adalah kehidupan seseorang pada usia quarter-life yang begitu sulit dan menekan.


(Sumber: twitter.com/kevinpramudya_)

 

Suatu saat ia berbuat seperti ini, di lain waktu ia seperti itu. Ia berusaha mengeluarkan senyuman palsu pada semua orang yang ditemuinya. Ia juga harus menjaga image sepanjang hari demi predikat ‘ramah’ dan bintang lima dari pelanggan. Ia perlu bersosialisasi dan menerima telepon dari puluhan orang. Malamnya, ia terus mengingat apa saja yang sudah dilakukannya pada hari itu dan mau tidak mau ia harus merefleksikannya demi esok hari yang mungkin tidak lebih baik.

 

Bukankah kehidupan (menjelang) dewasa memang seperti itu?

Namun, jika ini adalah bagian dari hal yang dimiliki orang dewasa, aku berharap selamanya tidak menjadi seperti orang dewasa. (hal. 6)

 


Sudah sampai fase manakah hidupmu sekarang? Apakah kamu tipe yang mengikuti urutan hidup secara tertib (sekolah-kuliah-kerja-menikah) atau kamu adalah seseorang yang bebas dan suka melanggar jalur? Kalau aku, hhmmm, apa ya, aku juga sedang di ambang kegelisahan sama sepertimu.


(Sumber: instagram.com/chloe_y_m)


Di satu sisi, kamu harus memulai kehidupan usia produktif (pasca lulus dari universitas), di sisi lain, kamu harus melawan dirimu sendiri (ego) yang belum siap melepaskan kenyamanan yang sudah melekat sejak dulu. Kamu belum berani, dan kamu takut untuk menghadapi kenyataan hidup yang siap menyambutmu ketika kamu benar-benar bangun dari tempatmu sekarang. Bukankah begitu?

 

Lagi-lagi kamu dipaksa. Tapi...

Memulai atau tidak memulai itu adalah sebuah kebebasan, tetapi tidak akan ada hasil yang didapatkan jika tidak memulainya. (hal.34)

 

Hhhh, berapa kali lagi kira-kira harus menghembuskan napas?

 

Sulit bagiku untuk mengakui bahwa aku adalah seseorang yang menuju usia dewasa dan produktif. Memang kelihatan sekali pada diriku bahwa aku belum siap. Tapi, mau bagaimana lagi? Aku harus bekerja keras, aku harus berusaha, aku harus menampilkan yang terbaik, aku juga harus memberikan senyuman palsu. Sekali lagi, aku terpaksa mengikuti alur hidup (re: tekanan sosial) yang seperti sudah dirancang itu.

 

Karena pada dasarnya,

Menjadi pribadi yang diharapkan oleh seseorang sampai kapanpun adalah hal yang menyesakkan hati. (hal. 51)

 

(Sumber: twitter.com/kevinpramudya_)

 


Jadi, itulah jawabanku untuk pertanyaan yang menjadi judul buku ini.


Seperti biasa, esai Korea entah bagaimana selalu cocok dengan kondisiku. Isi buku ini tidak jauh-jauh dari realita kehidupan sehari-hari. Tentang tuntutan hidup, hubungan dengan orang lain, pergolakan batin, dan kisah romansa (yang sama sekali tidak pernah terjadi pada diriku).


Aku merekomendasikan buku ini kepadamu, jika kamu merasa sedang hampa dan hilang arah. Ya memang benar, membaca buku tidak lantas memperbaiki keadaanmu. Tapi, asal kau tau saja, walaupun tidak sebegitu berpengaruh, setidaknya kamu merasa memiliki teman senasib, bahwa di luar sana juga ada seseorang yang sama sepertimu. Buktinya buku ini laris di Korea sampai diterjemahkan ke bahasa Indonesia. Itu berarti banyak orang yang sedang dalam kondisi gundah gulana, bukan?

 

(Photo by Author)

Selain itu, aku suka membaca buku yang banyak mengandung quotes, apalagi kalau ada kemiripan denganku. Sejauh ini kebanyakan quotesnya pasti relate sih, hihi. Kubilang, aku memang cocok dengan buku-buku 자까님 Korea.

 

🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸


Psstt..

Ada satu halaman di buku ini yang cukup menenangkan jika kamu membacanya pada hari ulang tahunmu. Aku tidak akan membocorkan apa tulisannya, karena ini bersifat surprise. Yang pasti akan muncul perasaan bahagia ketika kamu menelisik kata demi kata di halaman itu. HAHAHA.

 




I give 7/10 for this book•


Terakhir...

Adalah hal yang menyenangkan jika aku bisa menjadi kebahagiaanmu. (hal. 183)