Part #1



Hi, Assalamu'alaykum.

I am back! Been here again after 3 months.

How's your day, guys? It is New Year Eve now. So happy, right?


I'm excited with something new, coming in the future, especially on 2022. Not 'that' very special, but this is must waited year because i am officially B.A or S.P. now. Ya! I have graduated from my university this month, this 2021, with a very long journey. =D


If you don't mind, i wanna tell you my story here. This is not such an inspirational story or what, but i just want to keep it here so it'll be memorable and unforgottable, hihi.  



(Sumber: twitter.com/sisthaaaaa)


First of all, Alhamdulillah, resolusi utamaku untuk tahun 2021 tercapai. Aku lulus dengan predikat Cumlaude dari Universitas tempatku belajar selama 4 tahun 3 bulan.


Tentu saja ini tidak mudah, banyak hal yang sudah kulewati, baik itu sesuatu yang menyenangkan atau menyesakkan. Selama itu, aku belajar hal baru. I'm trying to challange myself. Aku mencoba untuk keluar dari my comfort zone. Tidak bermaksud untuk mengagungkan hal ini, tapi aku adalah seorang introvert parah. Tidak ada yang tahu seberapa keras usahaku memaksa diri sendiri agar lebih berani melakukan hal-hal yang itu bukan aku banget, like  forced myself to be more talkative, forced myself to be more easygoing person, but literally this isn't easy to me.


Yeah, this is me now, just a little bit differences, with me on my past



Sebenarnya ada satu hal pemicu mengapa aku sulit berkembang dan sangat susah keluar dari sifat asliku, but i'm sorry, i can't tell you here.

Hanya saja, aku berasumsi memang itu penyebabnya. Aku juga merasa itu semua dapat diselesaikan dengan bantuan seorang ahli, sebut saja psikiater atau psikolog. Aku memang terkadang berpikir untuk mengunjungi orang-orang itu, bercerita dan mendapatkan solusi.



Tapi, aku 'kan hanya anak kecil yang belum mencicipi asam garam kehidupan yang sebenarnya, kalau aku pergi ke tempat seperti itu, apa kata keluargaku? Toh, finansialku juga tidak mendukung, truely so sad.


Jadi, begitulah aku sampai sekarang. Sampai aku lulus bangku Universitas, aku hanyalah aku yang dulu dengan sedikit perubahan. Memang aku ini bukan agent of change.  Walaupun begitu, satu hal yang bisa kubanggakan dan kusyukuri adalah aku berhasil lulus perguruan tinggi dengan predikat cumlaude tanpa membebani orangtua dengan setumpuk biaya perkuliahan yang nilainya di luar nalar bagi keluarga kami. Alhamdulillaah 'ala Kulli Hal.



(Sumber: twitter.com | comment for credit)



P.s. : Gambar di atas adalah gambaran aku bolak-balik rantau dan kesana kemari, termasuk selama mengurus tugas akhir, ya kan. Nggak perlu diapresiasi atau apa, aku hanya suka gambarnya, siapapun yang membuat, kabari aku untuk pencantuman Credit.


 


Sebuah cerita, 2 tahun bersama coronces.


Awal tahun 2020 adalah sebuah permulaan tahun terakhirku di Universitas. Aku sudah memikirkan banyak hal untuk mempersiapkan tugas akhir atau skripsi. Sebelum itu, aku baru saja menyelesaikan magangku di sebuah tempat yang namanya sudah besar di daerah Jabodetabek. Tentu saja aku sengaja memilih tempat yang jauh dari realita kehidupanku karena aku ingin mencicipi sedikit rasa kehidupan orang-orang di luar sana alias aku anaknya suka kesana kemari kalau urusan perakademik-an.



And then, setelah merampungkan magang, yaitu Februari 2020, meruaklah kabar virus meresahkan ke penjuru negeri. Awalnya aku senang, karena dengan begitu perkuliahan akan diadakan secara daring untuk sementara waktu. Tapi, tidak semudah itu, Shayy.

Virus kurang ajar ini ternyata berhasil memporakporandakan rencana studi akhirku. Sampai pertengahan tahun, aku dibuat hampir gila dan amat sangat tertekan, if you know you know ya. Aku bahkan sampai impulsif buying demi meredakan itu semua. 


Apa yang kubeli? Tentu saja buku. Aku mencari semua buku terjemahan Korea yang almost of them literally about self-improvement. Dari situlah akhirnya aku menciptakan blog ini. Blog yang masih ala kadarnya ini diharapkan bisa menampung segala curhatan, keluh kesah, sambatan, impian terpendam, aspirasi, pendapat, apapun itu terkait diriku. Beuh~



Tahun pertama kemunculan virus yang bentuknya kaya matahari itu benar-benar sulit buatku. Ya, akupun tahu, aku paham, pasti sulit juga untuk semua orang. Tapi, tidak ada salahnya 'kan untuk mengungkapkan hal itu? 


Lantas, bagaimana dengan kelanjutan rencana studi akhir yang diporakpondakan tadi?




Next to Part #2

[2021 Wrap Up #2 | A Little Journey | Pixie Dust (emilyfluous.blogspot.com)]


**Intermezzo

Rekomendasi lagu 2021 dariku:











 

(Sumber: stocksnap)

 

"Semestaku, Semua Tentang Kamu"

내 우주는 온통 너였어

Oleh Minho Myeong

Penerbit Bhuana Sastra

Cetakan 1, Tahun 2020

ISBN 978-623-216-898-5

Rp115.000,-



Hari ini adalah hari yang tidak asing bagiku.

Seperti hari lain yang selalu berulang,

Hari seperti apa yang sedang kamu jalani?


Aku sering berpikir seperti ini.

"Mengenal seseorang sama seperti mengenal semesta."


Bagi seseorang, mungkin hari ini

melelahkan dan menyakitkan.

Sementara bagi yang lain, hari ini adalah hari

yang menyenangkan dan membahagiakan.

Setiap orang bagaikan semesta,

bagaikan bintang-bintang di angkasa,

menjalani hari yang berbeda satu dengan yang lainnya.


🍁

'Capek, ya? Hari ini kamu sudah bekerja keras.'

Setelah bertemu denganmu

aku baru sadar betapa satu kalimat ini dapat menjadi semangat untukku.

Hari ini, terima kasih.

Kamu sudah bekerja dengan sangat keras.


🍁

Pelan-pelan, bisik-bisik...

Cahaya matahari yang hangat di luar jendela menyeruak masuk lalu berbicara dengan lembut.

Kucing yang lincah,

kue yang manis,

secangkir kopi hangat,

buku, juga musik, semuanya menyenangkan.

Tapi yang paling penting adalah sore yang damai bersamamu.


🍁

Senja yang sederhana.

Saat salju turun, aku ingin duduk bersamamu

di pinggir jendela sebuah kafe yang cantik

Menyeruput Americano hangat dan menyantap kue manis

Sambil membaca bersama novel detektif kesukaanmu.


Yang kita perlukan adalah suhu yang pas dan Americano.

Serta sebuah buku.

Itu sudah cukup.


🍁

Sore akhir pekan.

Bersama dirimu di ruang keluarga

diterangi cahaya matahari tenang.

Sedari dulu aku menginginkan sore akhir pekan yang seperti ini.


🍁

Mengapa memberi bunga kepada seseorang menjadi hal yang sangat istimewa dan bermakna?

Karena semua momen mulai dari memikirkan orang itu 

sampai memilih dan menyerahkan bunga ditujukan untuk orang itu.


🍁

Aku tidak tahu cara menghilangkan kesepian

tapi aku tahu cara menikmati kesepian!

Bagaimana kalau mendengar musik,

menonton film,

atau membaca buku,

yang selama ini tertunda?


Coba lakukan saja.

Mungkin lebih menyenangkan daripada yang dipikirkan?


(Sumber: twitter.com/rykarlsen)


Terkadang kita butuh waktu untuk sendirian.


Kalau kamu selalu membayangkan dirimu

lepas dari kegiatan sehari-hari yang membosankan

dan berulang-ulang itu

sendirian berada di tempat terpencil dan tak berpenghuni,

minum kopi hangat sambil menikmati

pemandangan di sana.


Kalau kamu punya pikiran itu

berarti kamu butuh waktu untuk sendirian.



Terima kasih sudah membaca 😉

(Sumber: Stocksnap)

Di suatu sore, aku membaca sebuah buku, buku elektronik milik Gramedia Digital yang vouchernya kudapatkan dari seseorang di twitter. Ah, senangnya, karena akhirnya aku bisa membaca salah satu buku wishlistku ini tanpa harus membeli versi fisiknya. Ya, walaupun sebenarnya "mencintai" bagiku berarti "harus memiliki", hehe.

Berikut keterangan tentang bukunya.

(Photo by Author)


"Tenang, Semua Akan Baik-Baik Saja"
모든 것이 마법처럼 괜찮아질 거리고
Oleh Jedit
Diterjemahkan oleh Lovelyta Panggabean
Penerbit Bhuana Sastra
Cetakan 1, Tahun 2020
ISBN 978-623-216-894-7
Rp110.000,-


Aku tidak akan mereview buku ini, aku hanya ingin menulis ulang kalimat-kalimatnya yang menarik perhatianku. Oh, iya, kalau kalian menyukai novel grafis, buku ini sangat kurekomendasikan, karena selain isinya yang puitis, ilustrasi yang disuguhkan juga lucu dan manis-manis, hihi.

Check it out!

(Sumber: twitter.com/rykarlsen)

Sepenting itukah menyukai bunga?
Padahal ada yang lebih indah daripada bunga,
Yaitu hati yang menyiapkan bunga untuk seseorang.
ㅡHlm. 224

Jika momen saat berhenti sebentar
Disebut keabadian,
Berarti kita telah melewati begitu banyak keabadian.
ㅡHlm. 181

Jika kamu memandang cahaya matahari,
Melukis angin,
Dan mencium bau rumput,
Tidak akan bosan sama sekali.
Sebab ada kalanya
Kamu harus menunggu.
ㅡHlm. 166


SUMUR
Seorang pelancong duduk di sana,
lalu berpikir,
Tentang seseorang yang membuat sumur ini pertama kali,
Tentang kesepiannya,
Tentang harapannya yang terserak.
ㅡHlm. 161


Pucuk harus bertahan berhari-hari,
Supaya bisa menjelma menjadi pohon.
ㅡHlm. 151

Untukmu yang Ada di Suatu Tempat
Aku akan selalu ada di tempat itu,
Cobalah keluar dari buku
Bersihkan debunya
Dan temukan aku di dalamnya.
ㅡHlm. 133


Tidak perlu alasan besar
Untuk menulis tentang dirimu.
Karena bintang terasa hangat,
Karena aku suka harum bunga,
Karena aku merindukanmu.
ㅡHlm. 123

"Rupanya kamu mencemaskan dirimu di esok hari, kawanku.
Coba lihat aku! Kucing tidak mencemaskan apa yang akan dimakan besok,
apa yang akan terjadi besok.
Tapi, kecemasanmu bukan sesuatu yang salah.
Mencemaskan hari esok
Adalah bukti terbesar bahwa kamu adalah Manusia" 
ㅡHlm. 99

Sebenarnya untuk apa Kita berlari seperti itu?
Dapatkah kita menemukan jawabannya?
ㅡHlm. 96

Aku datang untuk bertemu
Kamu yang berdiri di ujung mimpi sambil tersenyum.
ㅡHlm. 95

Aku akan pergi menuju tempat matahari terbit
Agar aku tahu seperti apa titik awal itu.
ㅡHlm. 84

Meskipun segala hal di dunia ini tampak buruk
Suatu saat, hal baik akan datang kepadamu.
Bermimpilah untuk saat itu.
ㅡHlm. 63

Bagaimana langitmu hari ini?
Juga harimu?
Apakah kita...
sedang memandang langit yang sama?
ㅡHlm. 59

Hari ini aku berbisik,
"Esok akan jadi hari yang indah."
Karena hari ini...
Sedikit mengecewakan.
ㅡHlm. 57


Kita tidak banyak bicara
Karena keheningan bisa cukup terisi 
Hanya dengan suara hujan.
ㅡHlm. 26



Terima kasih sudah membaca 😉

(Sumber: google image)


(Photo by Author)



"HYGGE: Seni Hidup Bahagia Orang Denmark"

Oleh Marie Tourell Søderberg

Penerbit Renebook

Cetakan 1, Maret 2021

244 hlm; 14x21 cm

ISBN 978-623-6083-01-7

Rp99.000,-



"Sebuah konsep hidup dari Skandinavia yang dilafalkan sebagai "huuga", menjadikan Denmark bangsa paling bahagia di muka bumi. Hygge menggambarkan perasaan yang muncul dengan sendirinya. Misalnya ketika berjalan-jalan santai di taman bersama adik, membaca buku yang menarik di tempat favorit. Atau ketika kita berbagi makanan dengan teman baik. Hygge ada di sekitar kita, dari hal-hal kecil yang terjadi setiap hari. Namun sayangnya, tidak semua orang tahu cara menemukan waktu yang tepat untuk momen-momen tersebut."


🎧 Rekomendasi dariku: Folklore dari Taylor Swift mungkin cocok untuk menemani dirimu membaca tulisanku ini



Hygge.

Bagaimana caramu melafalkan kata 'hygge' ?

Hige? Haige? Haiji? 

Menurutku, ya biasa saja, HIGE. Kosa kata yang cantik ya, kesannya menyegarkan, tau kan maksudku? hihi


Tapi, ternyata bukan seperti itu, teman.

Bagiku, dan kamu, yang bukan rakyat Skandinavia, pelafalan kata hygge agak rumit dan perlu sedikit teknik.

Bagaimana tekniknya? Itu dibahas lho di buku ini, ada di bab paling awal. Baca sendiri yaa, love.


Lalu, hygge sendiri itu artinya apa sih?

Hmm.. dari yang kubaca dan kutelisik sesuai nalar pikiran dan hati nuraniku (uhuk), dia bermakna 'tenang' atau 'santai' atau dalam bahasa kekinian bisa disebut juga 'me time' kemudian 'self-healing' yang semua itu intinya adalah mengistirahatkan jiwa, hati, badan, batin dan pikiran dari segala kejenuhan yang menumpuk di dalamnya. Ya, kira-kira begitu aku menafsirkannya. Di bukunya juga banyak ahli yang menerjemahkan kata tersebut. Oh, iya, hygge itu pure kosa kata bahasa Denmark lho dan nggak ada padanan kata bahasa Inggrisnya. 


Apa sih isi bukunya?


Aku menggambarkan isi buku ini dengan sesuatu yang menyejukkan. Serius. Bayangkan dirimu sedang berada di negara Swiss yang sejuk dan bersih, dan banyak air terjunnya, sungai jernih yang mengalir, dan rumah-rumah di sekitar pegunungan bersalju. Semuanya hijau dan dialiri angin yang segar, dengan suasana hening dan sepi. Mungkin yang ada hanya suara gemercik air dan kicauan burung. OMG.


Atau aku bisa merekomendasikanmu channel Youtube yang menggambarkan suasana hygge di Skandinavia. Ini contohnya (durasinya agak panjang, kalau bosan bisa ditonton nanti-nanti saja, ya, aku tidak memaksamu, aku juga tidak bermaksud mempromosikan channel ini, haha).






Oh, kalau mau lihat sesuatu yang menyejukkan lagi (yang durasinya lebih pendek), ini video Jonna yang lain, Check it out!



Yang ini juga, haha!



Iya, kan? Menyenangkan. 
Itulah hygge dalam sudut pandangku. Sesuatu yang membuat rileks.

Suasana lingkungan yang mendukung ditambah pikiran yang sedang tenang dan tidak kalut, ditambah spot-spot favorit untuk berelaksasi. Huh, kuharap hari tuaku nanti bisa seperti itu.

Di buku ini, disebutkan benda-benda yang membuat kita bisa menikmati waktu hygge, ada lampu yang redup/remang-remang tapi hangat, buku, lilin khususnya yang aromaterapi, minuman hangat, kaus kaki, selimut, tanaman hias. 

Sampai sini, apa Kamu sudah paham makna kata 'hygge' ?

Sesuai judul buku, hygge merajuk pada sesuatu yang dapat memunculkan suasana bahagia. Apapun yang membuat dirimu bahagia, tenang, dan rileks, itu adalah hygge.

Kamu bahkan bisa menciptakan hygge-mu sendiri, misalnya kamu sedang memikirkan akhir pekanmu nanti yang mungkin akan menyenangkan, maka bisa disebut weekendhygge. Atau kamu menyukai makanan manis yang bisa mengembalikan mood-mu, maka bisa dinamakan sweetenerhygge, dan lain-lain, yang menyenangkan dirimu.

Kalau aku... 
Aku suka membaca buku, suka aroma kertas dari buku baru, suka cahaya matahari pagi yang mengintip di sela-sela daun pohon mangga, suka bersepeda, suka minum teh atau kopi, suka membuat tulisan seperti ini yang mungkin tidak penting bagimu, sedikit agak suka hujan (hujan yang ramah), suka melihat jepretan foto dari para street photografer yang menyejukkan.

Contohnya ini, dari akun twitter @rykarlsen






(Ket: semua foto adalah milik akun @rykarlsen)


Hanya melihat gambar-gambar seperti itu saja sudah membuatku merasa tenang dan bahagia. Mudah sekali bukan untuk membahagiakan diriku? (kiew-kiew, uhuk ehem)

Seperti itulah.
Rasa-rasanya aku ingin membagikan semua isi buku, tapi nanti Kamu bisa bosan membaca tulisanku ini kalau terlalu panjang. Mungkin spoiler sedikit lagi boleh, hihi, sstt.

Contoh sesuatu hyggelic yang disebutkan di buku ada banyak, ringkasnya seperti berikut:
  • Cahaya yang hangat, furnitur empuk yang mengundang untuk meringkuk di dalamnya, tanaman yang tampak sehat.
  • Aroma roti panggang, kopi yang baru diseduh, tanah yang baru saja dijatuhi air hujan.
  • Selai buatan sendiri yang dipetik dari buah-buahan di kebun.
  • Selimut bulu angsa hangat dan lembut yang membalut sambil menonton film.
  • Bunyi api meretih, musik yang diputar di gramofon, buku yang dibaca keras-keras.
  • dll

Humm, bagaimana ya rasanya hidup di negara 4 musim? Can't imagine. 



I give 9/10 for this amazing book 



Yosh! Fighting. Ayo hidup kembali. Tarik nafas, hembuskan. Teriak sekencang-kencangnya: YAAAAHOOOOOO!! Buang dan hempaskan overthinking juga toxic relationship-mu itu. Nggak penting.