Let's Read and Spread More Loves

H u j a n | a Poem


(Sumber: stocksnap.io)


Ketika hujan mulai berhamburan
Merebutkan posisi pertama
Untuk jatuh tepat di permukaan tanah
Ketika itu...
Malam hari...
Langit baru saja melayani para kurcaci di bawahnya
Memberikan cahaya kilau yang bertabur bintang
Dan sekarang ini cahaya itu telah lenyap
Juga bintangnya...
Kurcaci – kurcaci merangkak entah kemana
Bukan merangkak, mungkin merengek...
Karena kilau bintangnya lenyap tak bersisa
Direnggut hujan yang tak berdosa...


Sekarang ini, aku ingin mengetahuinya
Hanya pada saat hujan sekarang ini
Perasaanku seperti setetes air hujan
Seperti maple di musim gugur
Bahkan...
Seperti gunung es yang saljunya makin menebal

Hanya ada satu yang aku inginkan
Aku ingin mengetahuinya...
Apakah kamu merasa... ?
Seperti langit yang terus menerus melemparkan bulirnya
Membiarkan tetesannya terus mengalir
Pada jiwa yang entah menginginkan apa
Tapi ia tak ingin hujan...
Apakah kamu merasa seperti itu ?
Kamu tahu ? Itu sangat melukaiku...


Andaikata...
Aku kehilangan musim semiku
Tidak masalah...
Aku bahkan tak tahu kapan itu mulai bersemi
Aku masih bisa menikmati hari – hari bersama hujan
Yang bahkan aku tahu itu sangat melukaiku
Tapi aku percaya satu hal
Langit tak akan membiarkan jiwa yang ringkuh ini
Terus memperdalam lukanya
Mungkin ia akan menyuguhkan kilaunya lagi setelah itu

Meskipun sebenarnya... Aku tahu...
Kurcaci – kurcaci tadi masih enggan
Menatap hujan
Tapi, aku berharap...
Angin selalu berhembus
Membawa harapan – harapanku
Luluh bersama hujan...




[Kala itu, pertama kali aku terbang terlalu tinggi dan sakit ketika jatuh]

1 komentar:

  1. Kereenn, boleh ijin copast buat tugas puisi bahasa??

    BalasHapus

Bagaimana menurutmu tentang tulisanku?